Masyarakat Nagari Lunang Dua bersama - sama mengupulkan donasi guna membantua warna Kampung Mekar Jaya Saudari Ebah yang terkena Sakit Kanker pada bagian perut dan saudari romlah warga Kampung Mekar Sari yang juga terkena sakit, kedua warga tersebut telah dioperas di salah satu rumah sakit kota padang guna memulihkan kondisi kesehatan pada masing - masing pasien.
kepedulian masyarakat Melalui pemerintahan Nagari Lunang Dua tergerak mendengar salah satu warganya yang tertimpa musibah tersebut, melalui Kepala kampung dan Pemuda yang ada di empat kampung, saling mengumpulkan dana, guna membantu meringankan keluarga yang mendapat ujian,
dana yang terkumpul berjumlah Rp. 5.900.000,- (Lima Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah) dan di bagi dua menjadi Rp. 2.950.000 di serahkan kepada Keluarga Saudari Embah Melalui Perangkat Nagari dan Rp. 2.950.000 di serahkan kepada Keluarga Saudari Romlah Melalui Wali Nagari.
Sesuatu yang tidak akan dipungkiri siapa pun adalah kehidupan ini tidak hanya dalam satu keadaan. Ada senang, ada duka. Ada canda, begitu juga tawa. Ada sehat, namun juga adakalanya sakit. Dan semua ini adalah sunnatullah yang mesti dihadapi orang manapun.
Di antara hal yang paling menarik dalam hal ini adalah di mana seorang manusia menghadapi ujian berupa sakit. Tentu keadaan sakit ini lebih sedikit dan sebentar dibanding keadaan sehat. Yang perlu diketahui oleh setiap muslim adalah tidaklah Allah menetapkan (mentaqdirkan) suatu taqdir melainkan di balik taqdir itu terdapat hikmah, baik diketahui ataupun tidak. Dengan demikian, hati seorang muslim harus senantiasa ridho dan pasrah kepada ketetapan Rabb-nya.
Saat seseorang mengalami sakit, hendaknya ia menyadari bahwa Rasulullah ﷺ yang merupakan manusia termulia sepanjang sejarah juga pernah mengalaminya.
Bahkan dengan adanya sakit, banyak orang menyadari kekeliruannya selama ini sehingga sakit itu mengantarkannya menuju pintu taubat. Justru ketika sakit itu tidak ada, malah membuat banyak orang sombong dan congkak. Lihatlah Fir’aun yang tidak pernah Allah timpa ujian sakit sepanjang hidupnya, membuatnya sombong terlampau batas sampai-sampai berani menyatakan, “Akulah tuhan tertinggi kalian!” (QS. An Nazi’at: 24)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al An’am: 42)
Tidak heran jika ada sebagian orang saat tertimpa musibah malah justru bergembira sebagaimana bergembira ketika mendapat kelapangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “…dan sesungguhnya salah seorang mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang mereka merasa senang karena memperoleh kelapangan.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim, beliau berkata, “Shahih menurut syarat Muslim.” Disepakati oleh Adz Dzahabi)